This is the Bahasa Indonesia text:
De Stad Bantam, lukisan cukilan lempeng logam (engraving) karya François Valentijn, Amsterdam, 1726[3] Pada awalnya kawasan Banten juga dikenal dengan Banten Girang merupakan bagian dari Kerajaan Sunda.
Kedatangan pasukan Kerajaan Demak di bawah pimpinan Maulana Hasanuddin ke kawasan tersebut selain untuk perluasan wilayah juga sekaligus penyebaran dakwah Islam. Kemudian dipicu oleh adanya kerjasama Sunda-Portugal dalam bidang ekonomi dan politik, hal ini dianggap dapat membahayakan kedudukan Kerajaan Demak selepas kekalahan mereka mengusir Portugal dari Melaka tahun 1513. Atas perintah Trenggana, bersama dengan Fatahillah melakukan penyerangan dan penaklukkan Pelabuhan Kelapa sekitar tahun 1527, yang waktu itu masih merupakan pelabuhan utama dari Kerajaan Sunda.[4]
Selain mulai membangun benteng pertahanan di Banten, Maulana Hasanuddin juga melanjutkan perluasan kekuasaan ke daerah penghasil lada di Lampung. Ia berperan dalam penyebaran Islam di kawasan tersebut, selain itu ia juga telah melakukan kontak dagang dengan raja Malangkabu (Minangkabau, Kerajaan Inderapura), Sultan Munawar Syah dan dianugerahi keris oleh raja tersebut.[5] Seiring dengan kemunduran Demak terutama setelah meninggalnya Trenggana,[6] Banten yang sebelumnya vazal dari Kerajaan Demak, mulai melepaskan diri dan menjadi kerajaan yang mandiri.
Maulana Yusuf anak dari Maulana Hasanuddin, naik tahta pada tahun 1570[7] melanjutkan ekspansi Banten ke kawasan pedalaman Sunda dengan menaklukkan Pakuan Pajajaran tahun 1579.
Kemudian ia digantikan anaknya Maulana Muhammad, yang mencoba menguasai Palembang tahun 1596 sebagai bagian dari usaha Banten dalam mempersempit gerakan Portugal di nusantara, namun gagal karena ia meninggal dalam penaklukkan tersebut.[8]
Pada masa Pangeran Ratu anak dari Maulana Muhammad, ia menjadi raja pertama di Pulau Jawa yang mengambil gelar "Sultan" pada tahun 1638 dengan nama Arab Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir. Pada masa ini Sultan Banten telah mulai secara intensif melakukan hubungan diplomasi dengan kekuatan lain yang ada pada waktu itu, salah satu diketahui surat Sultan Banten kepada Raja Inggris, James I tahun 1605 dan tahun 1629 kepada Charles I.[1]
---
The 3 Demak kings are:
The Demak Sultanate weakened and collapsed when the Dutch invaded Java.
-----
- Raden Fatah / Raja Demak 1
- Pati Unus / Raja Demak 2
- Pangeran Trenggono / Raja Demak 3
The Demak Sultanate weakened and collapsed when the Dutch invaded Java.
-----
Sunan Gunung Jati (Sharif Hidayatullah) became chief of Dewan Wali after Sunan Ampel and Sunan Giri died.
The male descendants of Sunan Gunung Jati are:
- Maulana Hasanuddin - he helped to spread Islam to Bantam, Lampung. Remember when Burhanuddin al-Helmy declared about the Malay race and mentioned Lampung?
- Maulana Yusuf - he helped to spread Islam to Sunda, bethroned in 1570
- Maulana Muhammad - he captured Palembang in 1596 and died. Portugal came to interfere with Muslim state of affairs.
- Pangeran Ratu - he became Raja Pulau Jawa. He wrote letters to King James I in 1605 and to King Charles in 1629. He became Sultan Abu al-Mafakir Mahmud Abdulkadir in 1638.
No comments:
Post a Comment